Nisin, peptida antimikroba yang kuat, telah menarik perhatian besar dalam industri makanan dan penelitian medis karena kemampuannya untuk menghambat pertumbuhan berbagai bakteri, termasuk strain patogen seperti Listeria. Namun, dari mana senyawa luar biasa ini berasal? Apakah alami atau sintetis?
Meskipun nisin dapat diekstrak dari Lactococcus lactis, permintaan untuk produksi skala besar telah menghasilkan alternatif sintetis. Kemajuan dalam bioteknologi telah memungkinkan produksi nisin melalui proses fermentasi, di mana bakteri yang dimodifikasi secara genetik dapat menghasilkan nisin dalam hasil yang lebih tinggi. Produksi sintetis ini menimbulkan pertanyaan tentang kemurnian dan keamanan senyawa tersebut, meskipun badan pengawas telah menganggapnya aman untuk dikonsumsi.
Singkatnya, nisin berasal dari bahan alami dan sintetis. Produksi alaminya dari Lactococcus lactis menonjolkan penggunaan historisnya dalam pengawetan makanan, sementara metode sintetis memastikan ketersediaannya untuk aplikasi modern. Seiring dengan semakin sadarnya konsumen akan sumber makanan, memahami asal usul nisin akan menjadi hal yang penting dalam membedakan antara produk alami dan sintetis di pasaran.
PadaBahasa Indonesia: Kunci baru, kami berjanji untuk menjual nisin alami dengan kualitas tinggi, dan memberikan harga terbaik dan pengiriman cepat.
Untuk produk terkait, silakan kunjungi situs web kami: https://www.reachever.com/