Erythritol , pemanis pengisi, adalah alkohol gula empat karbon dengan rumus molekul C4H10O4. Erythritol banyak ditemukan di alam, seperti pada jamur jamur, melon, dan buah-buahan, kristal mata hewan, plasma darah, dan urine, serta dapat dideteksi dalam jumlah kecil pada makanan fermentasi anggur, bir, dan kecap.
Karakteristik erythritol: berat molekul kecil, higroskopisitas rendah, panas rendah, toleransi tinggi, efek pendinginan, efek anti karies, dan efek antioksidan.
1. Higroskopisitas
Higroskopisitas erythritol adalah yang terkecil di antara gula alkohol dan sukrosa dan pemanis lainnya. Di lingkungan dengan suhu 20 ℃ dan kelembaban relatif 90%, peningkatan higroskopisitas setelah ditempatkan selama 5 hari adalah sekitar 40% untuk sorbitol, 17% untuk maltitol, 10% untuk sukrosa, dan kurang dari 2% untuk erythritol.
2. Panas Rendah
Rasa manis erythritol setara dengan 70% sukrosa, dan rasa manisnya murni dan jernih serta tidak ada rasa pahit, sehingga dapat digunakan sebagai pemanis, tetapi panas yang dihasilkan oleh erythritol kurang, sekitar 0-0,2 KCal/ g, sering digunakan sebagai pemanis nol kalori alami dalam makanan kesehatan (beberapa minuman mengklaim 0 gula terbuat dari erythritol).
3. Perasaan Keren
Karena erythritol menyerap lebih banyak panas (-43 KCal/g) dalam proses pelarutan dalam air, ia memiliki rasa menyegarkan yang unik, misalnya, erythritol ditambahkan ke permen karet untuk mencapai efek rasa yang luar biasa (manis dan luar biasa, tetapi juga sangat rendah kalori).
4. Toleransi Tinggi
Dapat juga dipahami sebagai keamanan, jumlah toleransi untuk pria adalah 0,68 g/kg, untuk wanita adalah 0,80 g/kg, dan jumlah toleransi untuk wanita 50 kg adalah 40 g/hari, yaitu 2-3 kali xylitol, laktitol, maltitol dan isomaltitol, dan 3-4 kali sorbitol dan manitol.
5. Pencegahan Karies Gigi
Bakteri mulut manusia tidak menggunakan erythritol, sehingga tidak menghasilkan zat asam yang dapat menyebabkan kerusakan gigi. Itu juga bisa melindungi gigi.